Motivasi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Dunia Timur Melalui Slogan

Motivasi Kedatangan Bangsa Eropa ke Dunia Timur Dapat Diungkapkan Melalui Slogan Berikut Yaitu

Slogan 1: “Mencari Jalur Perdagangan Baru”

Salah satu motivasi utama kedatangan bangsa Eropa ke Dunia Timur adalah untuk mencari jalur perdagangan baru. Pada saat itu, perdagangan menjadi salah satu faktor penting dalam kekuatan dan kekayaan suatu negara. Bangsa Eropa ingin menguasai jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia Timur, dengan harapan dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang besar. Slogan ini mencerminkan ambisi mereka untuk memperluas jangkauan perdagangan dan menguasai pasar-pasar baru di Dunia Timur.

Slogan 2: “Mengungkap Rahasia Dunia Timur”

Dunia Timur pada masa itu masih terbilang misterius bagi bangsa Eropa. Mereka tertarik untuk mempelajari budaya, agama, dan kekayaan alam yang ada di wilayah tersebut. Slogan ini mencerminkan motivasi mereka untuk mengungkap rahasia-rahasia Dunia Timur dan memperluas pengetahuan mereka tentang dunia yang lebih luas. Kedatangan mereka di Dunia Timur juga memberi mereka kesempatan untuk mempelajari teknologi dan pengetahuan yang belum dikenal di Eropa pada saat itu.

Slogan 3: “Misi Penyebaran Agama dan Budaya”

Salah satu motivasi lainnya adalah misi penyebaran agama dan budaya. Bangsa Eropa pada masa itu memiliki keyakinan kuat akan kebenaran agama mereka dan ingin menyebarkan ajaran agama Kristen ke seluruh dunia. Mereka melihat Dunia Timur sebagai tempat yang belum terjamah oleh agama Kristen dan ingin mengubah keyakinan dan budaya masyarakat di sana. Slogan ini mencerminkan motivasi mereka untuk melakukan misi penyebaran agama dan budaya yang dianggap lebih baik menurut pandangan mereka.

Slogan 4: “Menjajah dan Menguasai Wilayah Baru”

Salah satu motivasi yang tidak dapat diabaikan adalah keinginan untuk menjajah dan menguasai wilayah baru. Bangsa Eropa pada masa itu memiliki ambisi politik dan ekonomi yang besar. Mereka melihat Dunia Timur sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan ingin menguasainya untuk kepentingan mereka sendiri. Slogan ini mencerminkan motivasi mereka untuk menjajah dan menguasai wilayah baru demi kekuasaan dan keuntungan mereka.

Slogan 5: “Membuka Jalan bagi Kemajuan dan Peradaban”

Kedatangan bangsa Eropa ke Dunia Timur juga didorong oleh motivasi untuk membuka jalan bagi kemajuan dan peradaban. Mereka melihat diri mereka sebagai peradaban yang lebih maju dan ingin membawa perubahan positif ke wilayah yang dianggap “terbelakang” menurut standar mereka. Slogan ini mencerminkan ambisi mereka untuk membawa kemajuan teknologi, pendidikan, dan sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik ke Dunia Timur.

Secara keseluruhan, motivasi kedatangan bangsa Eropa ke Dunia Timur sangat kompleks dan dapat diungkapkan melalui berbagai slogan yang menggambarkan tujuan dan ambisi mereka. Dari mencari jalur perdagangan baru hingga misi penyebaran agama dan budaya, dan dari keinginan untuk menjajah wilayah baru hingga membawa kemajuan dan peradaban, motivasi-motivasi ini membentuk sejarah dunia yang kita kenal saat ini.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang memasuki wilayah Indonesia pada awal tahun 1500-an. Kedatangan bangsa Eropa ke Dunia Timur erat kaitannya dengan motivasi yang diungkapkan melalui slogan 3G.

Bangsa-bangsa Eropa yang dipelopori oleh Portugis dan Spanyol mulai melakukan penjelajahan samudra sejak abad ke-15 setelah mengalami masa kegelapan atau yang sering disebut The Dark Middle Ages. Era penjelajahan samudra ini didorong oleh beberapa faktor, seperti jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani.

Konstantinopel merupakan ibu kota Romawi Timur. Dikutip dari buku Sejarah Indonesia oleh Abdurakhman dan Arif Pradono, kota ini dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah Eropa di kawasan Laut Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani pada tahun 1453 menyebabkan bangsa Eropa mengalami krisis dan kesulitan, terutama dalam perdagangan rempah-rempah yang pada saat itu dikuasai pedagang Islam. Sejak saat itu, harga rempah melambung tinggi di pasar Eropa.

Faktor lain yang menyebabkan bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ke Dunia Timur adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa, seperti ilmu geografi dan astronomi yang ada di Portugis. Ilmu tersebut dipadukan dengan teknologi perkapalan terlebih dengan adanya penemuan kompas dan layar segitiga.

Selain teknologi perkapalan, persenjataan juga turut berkembang pesat di sana. Banyak senjata seperti meriam yang diletakkan di atas kapal-kapal perang.

Motivasi Kedatangan Bangsa Eropa ke Dunia Timur Dapat Diungkapkan Melalui Slogan Berikut Yaitu – Sejarah dunia mencatat bahwa pada abad ke-15 hingga ke-19, bangsa Eropa melakukan eksplorasi dan penjelajahan ke berbagai belahan dunia, termasuk ke wilayah Asia Timur. Kedatangan mereka ke Dunia Timur memiliki berbagai motivasi yang dapat diungkapkan melalui slogan-slogan yang menggambarkan tujuan dan ambisi mereka.

Slogan 3G: Gold, Glory, dan Gospel

Hal yang tidak kalah penting yang menjadi motivasi kedatangan bangsa Eropa ke Dunia Timur dapat diungkapkan melalui slogan Gold, Glory, dan Gospel atau yang sering dikenal dengan 3G. Berikut penjelasannya:

Gold diartikan sebagai mencari emas atau kekayaan. Imperialisme kuno yang dilakukan oleh bangsa Eropa adalah untuk mencari kekayaan melalui penjelajahan samudra. Perdagangan rempah-rempah pada waktu itu menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Eropa.

Glory diartikan sebagai mencari kejayaan. Prawoto dalam bukunya yang berjudul Sejarah 2 menjelaskan, kejayaan ini didasarkan atas anggapan bahwa suatu negara dianggap mengalami masa kejayaan apabila negara tersebut memiliki koloni yang luas.

Gospel artinya menyebarkan agama. Penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol tidak lain untuk menyebarluaskan agama Kristen dan Katolik di wilayah timur.

Selain tiga hal di atas, tulisan Marco Polo, seorang pedagang asal Venesia, Italia, yang menceritakan tentang kekayaan yang terdapat di Dunia Timur juga menjadi motivasi datangnya bangsa Eropa.

Kembali ke : Halaman Utama

Bangsa-bangsa Eropa yang datang pertama kali ke Nusantara antara lain Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Orang Portugis adalah bangsa Eropa yang paling pertama masuk ke Indonesia setelah mengintari benua Afrika. Kemudian, Spanyol masuk ke Indonesia setelah mengintari Benua Amerika dan mengarungi Samudera Pasifik. Belanda dan Inggris mengikuti jalur yang dilalui oleh Portugis.

Baca juga : Faktor-faktor Penyebab Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia

Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai Kepulauan Nusantara. Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan pada abad ke-16 dan usaha penyebaran Katolik. Bangsa Portugis mesuk ke Indonesia melalui Goa-India dan Malaka.

Tahun 1487, armada Portugis yang dipimpin Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki perairan Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, pelayaran dilanjutkan di bawah pimpinan Vasco da Gama sampai di Calicut dan Goa, India.

Kemudian pada tahun 1511 dari India, Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Alfonso d’Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang Islam menuju Nusantara. Pada tahun itu juga Portugis berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara.

Pada awalnya Bangsa Portugis hendak melakukan perjanjian dagang dengan dengan Kerajaan Sunda di Parahyangan pada tahun 1512. Namun, hal itu gagal karena mendapat penyerangan oleh raja-raja Islam di Jawa seperti Demak dan Banten yang menguasai pantai utara Jawa.

Bangsa Portugis mengalihkan arah ke Kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kerajaan daerah yang awalnya berperang satu sama lain. Kemudian Portugis tiba di Ternate, Maluku tahun 1512. Awalnya masyarakat Maluku dan Sultan Ternate menyambut baik kepada Portugis agar dapat membeli rempah-rempah dan membantu Ternate menghadapi para musuhnya, terutama Kesultanan Tidore.

Pada saat itu, Kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus meminta bantuan Portugis untuk mendirikan sebuah benteng agar terhindar dari serangan daerah lain. Tahun 1522, Portugis mengabulkan permintaan sultan ternate dengan mendirikan benteng Saint John. Benteng tersebut harus dibayar mahal dengan perjanjian monopoli perdagangan rempah-rempah, perjanjian tersebut ternyata menimbulkan kesengsaraan rakyat tidak boleh menjual rempah dengan harga bebas karna harga sudah ditetapkan portugis dengan harga murah. Akibatnya terjadi permusuhan antara Ternate dan Portugis.

Sebab-sebab perlawanan rakyat Ternate terhadap Portugis, antara lain:

Lalu Bangsa Spanyol pun tiba di Maluku, timbullah pertentangan antara bangsa Portugis dan Spanyol, pertikaian tersebut sejalan dengan adanya pertentangan Sultan Ternate dan Sultan Tidore. Untuk menyelesaikan pertikaian antara Portugis dan Spanyol itu, pada tahun 1529 dilakukan perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain:

Bangsa Spanyol tertarik melihat keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran menuju daerah asal rempah-rempah. Semangat untuk menjelajahi samudra, khususnya untuk mencari jalur pelayaran ke Asia terus dilakukan oleh bangsa Spanyol. Penguasa Spanyol, Charles V, memerintahkan Ferdinand Magellan untuk menemukan jalur langsung ke Kepulauan Maluku sebagai pusat penghasil rempah-rempah.

Berbekal pengetahuan yang dipelajarinya dari penjelajahan yang telah dilakukan oleh Columbus dan penjelajah-penjelajah lainnya, Magellan memulai pelayarannya dengan mengambil jalur ke arah barat-daya melintasi Samudra Atlantik, dan sampai ke ujung selatan Benua Amerika dan melalui selat sempit yang sekarang diberi nama Selat Magellan. Dari sana ia menyeberang ke Samudra Pasifik menuju arah Barat dan sampai di Kepulauan Filipina pada tahun 1521.

Di kepulauan tersebut, Magellan terlibat konflik antar kerajaan. Dalam sebuah perang, akhirnya Magellan mati terbunuh. Tewasnya Magellan tidak menjadikan pelayaran berhenti. Akan tetapi, di bawah pimpinan Sebastian del Cano, pelayaran terus dilakukan sampai tiba kembali di Spanyol pada tahun 1522.

Pada tahun 1521, armada dua kapal milik Spanyol berhasil mencapai Maluku yang pada waktu itu sedang dilanda persaingan antara Ternate dan Tidore. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh Spanyol dengan memberikan dukungan kepada Tidore dalam menghadapi Ternate yang juga didukung oleh kekuatan Portugis. Rombongan Spanyol diterima baik oleh masyarakat dan dijadikan sekutu oleh Kerajaan Tidore. Hal ini dikarenakan pada saat itu Tidore sedang bermusuhan dengan Kerajaan Ternate yang bersekutu dengan Portugis.

Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas hak monopoli. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar antara kedua bangsa tersebut yang akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol harus keluar dari wilayah Maluku dan kembali ke Filipina. Sedangkan Portugis tetap berkuasa di Maluku dan melakukan aktivitas monopoli perdagangan.

Orang Belanda pertama kali masuk ke Nusantara pada tahun 1596, berpuluh-puluh tahun setelah kedatangan Portugis dan Spanyol. Usaha pencarian rempah oleh Belanda dipengaruhi oleh dominasi Spanyol dan Portugis, dua bangsa penguasa terbesar pada masa itu. Awalnya, Belanda membeli rempah-rempah dari Lisbon, Portugal. Namun, sejak Spanyol menguasai wilayah Belanda, mereka dilarang menerima membeli rempah dari Portugis.

Sebenarnya, baik Spanyol dan Portugis mencoba merahasiakan keberadaan kepulauan Nusantara dari bangsa lain di Eropa. Namun, terdapat awak kapal asal Belanda dalam kapal Portugis yang melakukan penjelajahan. Orang-orang inilah yang membuat catatan terperinci tentang seluk-beluk strategi, kelebihan, dan kekurangan pelayaran yang dilakukan Portugis.

Empat kapal Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di pelabuhan Banten pada 27 Juni 1596. Praktik kolonialisme Belanda di Nusantara segera dimulai, dan Cornelis de Houtman adalah pembuka jalannya. Dari Banten, rombongan ini melanjutkan pelayaran ke arah timur dengan menyusuri pantai utara Jawa hingga ke Bali.

Cornelis menjadi salah satu orang paling berpengaruh. Namun, Cornelis de Houtman dikenal sebagai kapten kapal yang berperilaku buruk. Semula kedatangannya diterima oleh orang-orang Nusantara dengan tangan terbuka. Namun, ulahnya mengubah relasi itu menjadi perseteruan dan peperangan.

Meskipun begitu, rombongan Cornelis de Houtman berhasil kembali ke Belanda pada 1597 dengan membawa serta banyak peti berisi rempah. Pelayaran pertama Belanda untuk mencari rempah di Nusantara kemudian dianggap sukses.

Keberhasilan rombongan de Houtman kemudian mendorong pelayaran-pelayaran lain dari Belanda menuju wilayah Nusantara. Pada 1598, sebanyak 22 kapal bertolak dari Belanda untuk mengikuti langkah rombongan Cornelis de Houtman. Kapal-kapal tersebut bukan merupakan kapal pemerintah Republik Belanda (Belanda berbentuk republik 1581 – 1806), melainkan milik perusahan-perusahaan swasta Belanda.

Salah satu rombongan di gelombang pelayaran kedua tersebut dipimpin oleh Jacob van Neck. Berbeda dengan de Houtman, van Neck bersikap lebih hati-hati dan tidak mencoba melawan para penguasa lokal Nusantara. Pada Maret 1599, rombongan van Neck berhasil mencapai Maluku yang kala itu menjadi penghasil utama rempah-rempah dalam jumlah besar. Keberhasilan van Neck menjangkau Maluku membuatnya untung besar saat kembali ke Belanda.

Pada tahun 1601, sebanyak 14 buah kapal dari Belanda kembali datang ke Nusantara. Rangkaian pelayaran itu lantas diikuti dengan langkah orang-orang Belanda memonopoli perdagangan rempah di sejumlah daerah Nusantara. Belanda sangat berhati-hati dalam melakukan kerja sama dengan kerajaan-kerajaan daerah di Nusantara. Mereka belajar dari kesalahan Portugis dan Spanyol. Hingga akhirnya Belanda terbilang cukup sukses memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Dari ketiga gelombang kedatangan ini memunculkan persaingan dagang antara perusahaan-perusahaan Belanda. Apalagi, orang-orang Belanda secara rutin mengirimkan kapal dagangnya ke wilayah Nusantara. Persaingan ini yang mendorong terbentuknya persatuan dagang Belanda yang disebut Vereenig de Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602.

Bangsa Eropa yang paling akhir masuk ke Nusantara adalah Inggris. Pada waktu itu Nusantara sudah dimonopoli oleh orang-orang Belanda. Namun, Inggris tidak membeli rempah-rempah dari Belanda karena saat itu Belanda dikuasai oleh Spanyol salah satu saingan Inggris. Inggris mengandalkan pembelian rempah-rempah dari Portugal.

Namun, situasi itu tidak berlangsung lama. Setelah terjadi perang 80 Tahun antara Inggris dan Portugal, Inggris tidak lagi mendapatkan rempah-rempah dari Lisbon, Portugal. Orang-orang Inggris mulai melakukan pelayaran ke timur untuk mencari rempah-rempah. Pelaut Inggris mengikuti jalur Portugis dan tiba di India. Inggris kemudian berupaya memperkuat kedudukannya di India dengan membentuk perusahaan dagang bernama East India Company (EIC) pada tahun 1600.

Pada awalnya Inggris telah memasuki Maluku dan tiba di Banda pada tahun 1601. Namun, di sana terjadi perselisihan dengan Belanda yang telah terlebih dahulu tiba di Maluku.

Untuk memperkuat pengaruhnya, Pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten untuk mengadakan hubungan dagang. Rombongan Inggris yang sampai ke Banten di tahun 1602 dipimpin oleh Sir James Lancaster. Sultan Banten kemudian memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan sebuah kantor dagang di daerah Banten. Selain itu, Inggris juga berhasil mendirikan beberapa kantor dagang di daerah lainnya seperti Ambon, Makasar, Jepara, dan Jayakarta pada tahun 1604.

Selanjutnya baca juga : Sejarah Penjajahan Bangsa-bangsa Eropa di Indonesia

Jangan lupa, kunjungi pula media sosial kami! Youtube : SD Strada Van Lith 1 Facebook : SD Strada Van Lith 1 Instagram : sdstrada_vanlith1

Belajar IPS selama di rumah yuk, bersama SMP Kristen Dharma Mulya. Kali ini kita akan menjelajah dunia dengan belajar mengenai kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia:

Tiga Faktor yang melatarbelakangi bangsa-bangsa Eropa melakukan Penjelajahan ke Indonesia:

1. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki.

2. Mencari rempah-rempah

3. Semangat mencari Gold, Glory, dan Gospel.

Empat Negara yang melakukan penjelajahan ke Indonesia:

a. Bartholomeus Diaz (1487) berakhir di Tanjung Harapan Afrika Selatan.

b. Vasco da Gama (1497) berakhir di Calcuta India.

c. Alfonso de Albuquerquero (1511) berhasil mencapai Maluku.

a. Christoper Colombus (1492) berakhir di Kepulauan Bahama.

b. Ferdinand Magelhaens (1519) berakhir di Kepulauan Masafa atau Filipina.

c. Juan Sebastian Elcano (1519 melanjutkan Ferdinand Magelhaens) berhasil sampai Maluku.

Francis Drake & Thomas Cavendish (1557) berhasil sampai ke Banten.

a. Cornelis de Houtman (1595) berhasil sampai di banten.

b. Jacob Cornelis van Neck (1598) berhasil sampai ke Maluku.

Yuk, #BelajarDiRumah bersama #DharmaMulya dengan tetap bersemangat!

#TransformingGenerations

Menyuarakan Kesatuan melalui Lagu

Berdoa itu Gaya Hidup

Halo Teman-Teman Baru

Lulu dan Puti menemukan fakta menarik tentang sejarah kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia saat berada di museum. Apa ya yang mereka temui di sana? Yuk, kita baca ceritanya di pelajaran IPS Terpadu Kelas 6!

SD Nusantara mengadakan kegiatan karya wisata ke Museum Kebangkitan Nasional. Para siswa terlihat antusias melihat berbagai benda koleksi di setiap ruangan museum.

Saat sedang asik berkeliling, Lulu dan Puti terhenti di depan ruangan yang bertuliskan “Ekspedisi Jalur Rempah Nusantara”.

“Put! Put! Kita liat koleksi ruangan ini, yuk!” ajak Lulu.

Puti pun setuju. Mereka masuk dan berdiri di depan peta Indonesia yang menunjukkan jalur rempah.

“Lihat deh, Put! Ternyata, dulu itu bangsa Eropa berkunjung ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah. Ada info sejarahnya, nih!” kata Lulu sambil memperhatikan peta dan lanjut membaca informasinya.

“Jadi, sekitar tahun 1400-an, bangsa Eropa itu menggunakan rempah-rempah sebagai kebutuhan hidup mereka. Contohnya untuk ramuan penghangat tubuh, bumbu masakan, obat, dan lain-lain.” ucap Lulu.

“Tapi, pada tahun 1453 jalur utama perdagangan rempah-rempah di kota Konstantinopel Turki ditutup. Makanya, bangsa Eropa berusaha mencari rempah-rempah ke daerah penghasilnya, yaitu Indonesia atau tepatnya di Maluku.” lanjut Lulu.

Lulu terus membacakan informasinya, “Ehhh! Ternyata, sesampainya di Indonesia, bangsa Eropa bukan hanya mencari rempah-rempah. Tapi, ada tujuan lain yang dikenal dengan istilah 3G.”

Puti teringat sesuatu, “Oooh… Aku tau nih tentang 3G! 3G itu singkatan dari gold, glory, dan gospel.” ucap Puti dengan antusias.

“Gold artinya mereka punya tujuan untuk meraih kekayaan melalui penjualan rempah-rempah. Glory artinya mereka ingin meraih kejayaan dengan menguasai wilayah di Indonesia. Lalu, Gospel artinya mereka bertujuan menyebarkan agama mereka yaitu agama Nasrani.” jelas Puti.

Lulu dan Puti semakin penasaran dengan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia. Mereka lanjut berkeliling dan berhenti di depan foto tiga tokoh penjelajah dari bangsa Eropa.

“Lihat, Lu! di foto ini kita bisa tau bangsa Eropa mana saja yang datang ke Indonesia.” kata Puti sambil memperhatikan foto dan informasinya.

“Ada 3 bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Bangsa pertama adalah bangsa Portugis yang mendarat di Malaka tahun 1511, terus lanjut ke Maluku tahun 1512. Lalu, bangsa Eropa yang kedua adalah bangsa Spanyol yang mendarat di Maluku pada tahun 1521. Terakhir adalah bangsa Belanda yang mendarat di Banten tahun 1596.”

“Wah, seru ya kunjungan ke museum kali ini. Kita jadi belajar tentang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia!” ucap Lulu sambil tersenyum lebar.

“Iya, kita jadi tau mulai dari alasan sampai lini masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia.” sahut Puti sambil tersenyum.

Mereka pun semakin bersemangat untuk berkeliling dan mempelajari berbagai hal tentang Indonesia..

Baca Juga: Gimana sih Imperialisme pada Masa Kolonial Belanda Itu? | IPS Terpadu Kelas 6

Itulah cerita kunjungan siswa SD Nusantara ke museum. Mau tau petualangan seru Lulu, Puti, dan teman-teman lainnya? Ikuti ceritanya di ruangbelajar, yuk!

Materi oleh: Panjie Brahmantio

Disunting oleh: Levina Sandra Supadi